Jumat, 03 Oktober 2014

Desa Masundung

     Desa Masundung tepatnya terletak di Kecamatan Lumut Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara. Desa ini sudah ada sekitar tahun 1930-an sebelum kemerdekaan Indonesia Diraih pada tahun 1945. Hal itu Menandakan bahwa Desa Masundung masih merasakan namanya penjajahan pada masanya. Pada awalnya desa Masundung hanya dihuni oleh masyarakat suku Batak Toba asli yang menyebar/ sengaja merantau dari Tempat lahir mereka untuk mencari tanah-tanah subur di pedalaman hutan. Pada awalnya desa ini masih berupa hutan belantara yang sangat subur dengan beragam satwa liar dan flora yang beragam yang menandakan kekayaan dan Suburnya negara Indonesia di garis Khatulistiwa. Namun, seiring berjalannya waktu, Desa masundung mendapatkan Imigrasi masyarakat suku Nias yang merantau dari pulau Nias, Sumatera Utara. Perlu diketahui juga tentang desa ini bahwa pada zaman dulunya, ketika sistem pemerintahan belum menetapkan Negara Republik pada Indonesia dan belum Terpilihnya presiden pertama. Soekarno Hatta, desa ini di pimpin oleh  seorang Raja yang merupakan suku asli Batak Toba, yaitu Marga Sipahutar (Sipahutar adalah salah satu marga yang ada dalam suku Batak). Raja Sipahutar diakui sebagai seorang Raja karena diketahui bahwa marga Sipahutarlah yang pertama sekali membuka desa ini di kenal dengan istilah "Sipukka Huta".
       Keberadaan Raja sipahutar sampai saat ini masih diakui oleh masyarakat desa ini, baik penduduk asli maupun pendatang (Suku Nias). dan memang sampai saat ini, dapat dikatakan kekayaan (harta) seperti kepemilikan tanah, perkebunan masih didominasi oleh marga Sipahutar di Desa ini, meskipun keturuna Sipahutar juga telah banyak yang merantau dan tidak tinggal lagi di desa ini. Dari dulu hingga sekarang, ketika ada pertikaian di desa Masundung, marga Sipahutar selalu dilibatkan. Pada saai ini (Tahun 2014) jabatan kepala desa di pegang oleh Ferry Sipahutar untuk masa jabatan 2014-2019, lima tahun masa jabatan dan maksimal 3 periode. Karena Kemakmuran yang ada pada keluarga Sipahutar, tidak sedikit juga keluarga Sipahutar yang sombong dan kikir terhadap sesama. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sesama Marga Sipahutar jarang terlihat akrab (meskipun tidak semua- tetap ada yang baik dan peduli sesama) bahkan kaka-beradik sekalipun atau berasal dari satu ibu satu bapak.
      Kepercayaan penduduk Desa ini adalah Kristen  Protestan dan Katolik. sekitar 75% Protestan dan sisanya Khatolik. dengan mayoritas penduduknya adalah petani karet (penghasil getah) dengan kualitas getah yang cukup memuaskan dari Desa Ini. Terdapat Sekolah Dasar SDN.155687 yaitu SD INPRES (Instruksi Presiden) yang dibangun pada masa Soeharto dan sebuah Sekolah Menengah Pertama SMP Satu Atap Masundung yang dibangun pada tahun 2012 (Tanah pembangunan SMP ini berupa hibah (cuma-cuma) dari keturunan Raja Sipahutar).
      Desa ini berupa bukit dan memiliki udara yang sangat segar dan termasuk dingin karena berada jauh diatas permukaan laut. Desa ini dialiri sebuah sungai dikenal dengan AEK PORDA (aek =sungai, air dan Porda = Besar dan bersih) yang menjadi sumber PDAM  atau PAM untuk desa Masundung dan beberapa daerah lain Seperti Kecamatan Pinang Sori, Kecamatan Lumut, Kecamatan Sibabangun dan beberapa daerah lain.
       Aek Porda ini memiliki Air terjun (Sappuran) yang mampu ditempuh dengan berjalan kaki selama 15 menit dari Desa Masundung. Air terjun ini memiliki tinggi sekitar 30 meter dan lebar kekitar 10 meter dengan kedalaman lubuknya sekitar 30 meter. Menurut cerita yang ada, pada zaman dahulu air terjun ini merupakan tempat bertapa oleh penduduk (saat manusia belum mengenal agama dan Jesus Kristus) yang dapat dibuktikan adanya batu mirip tempat duduk tepat pada air terjun itu. dan cerita lain menyebutkan bahwa air tejun ini memiliki gua didalamnya da berpenghuni, tetapi sampai saat ini saya belum bisa membuktikan faktanya.
       Air terjun ini telihat sangat cantik dan mempesona mata, dan tidak akan rugi ketika kita sampai dengan air yang sangat jernih dan segar membuat kita tidak dapat melupakannya. Anda jangan Khawatir tentang Mitos diatas, karena sampai saat ini, belum pernah ada orang yang mendapat kecelakaan satu hal-hal gaib di tempat ini. Jika anda ingin membuktikannya, anda dapat langsung datang sendiri dan saya pastikan anda tidak menyesal dengan keramahan penduduk yang tidak diragukan. Didesa ini, anda akan aman tanpa seorangpun mengganggu anda, tentunya jika anda bermaksud baik.
       Oh ya, satu lagi, meskipun penghasilan terbesar penduduknya adalah karet, desa ini juga menghasilkan buah buahan yang sangat beragam. Durian merupakan penghasilan kedua terbesar desa ini, dan tidak diragukan lagi nikmatnya, ciri khas, rasa, warna, dan bau Durian dari desa ini telah ter ekspose dan telah di ekspor provinsi tetangga seperti Sumatera Selatan, Padang, Riau, Jambi, dan provinsi di pulau sumatera lainnya. selain itu, keberadaan kakao (pohon cokelat), markisa, petai, jengkol, habo, markisa, rambutan, tungir-tungir, manggis, langsat, salak dan masih banyak lagi buah lainnya yang tumbuh subur didesa ini.
       Penghasilan perkebunan sampingan seperti pohon Gaharu (yang digunakan sebagai parfum dan dupa) juga tumbuh baik didesa ini. Kemenyan dan damar juga masih ditemukan, dan tumbuhan hutan lainnya yang tidak ditemukan d tempat lain. saya sendiri tidak tahu bahasa indonesianya, tapi sering disebut andalhir, reruk, hopong, randur, kapundung, adalah buah hutan yang sangat menggunggah rasa. dan jika musim buah kita dapat menikmati daging kalong ( sejenis Kelelawar yang besar ) yang sangat membantu kesehatan dengan rasa yang tidak diragukan dengan penambahan daun sanduduknya, uhm... sangat menggoda selera makan.
       Masih banyak lagi cerita lainnya, yang mungkin akan saya ceritaka pada kesempatan lainnya. Silahkan berkunjung Ke Desa tercinta kami, Desa Masundung. jika anda mau, anda dapat berkujung pada musim buah dan buatlah diri anda nyaman denga kualitas alam yang sangat menggoda.
yuhu..... cap cus...
Getah (karet) hasil desa masundung

getah ditimbang di kecamatan Pinang Sori