Keberadaan Raja sipahutar sampai saat ini masih diakui oleh masyarakat desa ini, baik penduduk asli maupun pendatang (Suku Nias). dan memang sampai saat ini, dapat dikatakan kekayaan (harta) seperti kepemilikan tanah, perkebunan masih didominasi oleh marga Sipahutar di Desa ini, meskipun keturuna Sipahutar juga telah banyak yang merantau dan tidak tinggal lagi di desa ini. Dari dulu hingga sekarang, ketika ada pertikaian di desa Masundung, marga Sipahutar selalu dilibatkan. Pada saai ini (Tahun 2014) jabatan kepala desa di pegang oleh Ferry Sipahutar untuk masa jabatan 2014-2019, lima tahun masa jabatan dan maksimal 3 periode. Karena Kemakmuran yang ada pada keluarga Sipahutar, tidak sedikit juga keluarga Sipahutar yang sombong dan kikir terhadap sesama. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sesama Marga Sipahutar jarang terlihat akrab (meskipun tidak semua- tetap ada yang baik dan peduli sesama) bahkan kaka-beradik sekalipun atau berasal dari satu ibu satu bapak.
Kepercayaan penduduk Desa ini adalah Kristen Protestan dan Katolik. sekitar 75% Protestan dan sisanya Khatolik. dengan mayoritas penduduknya adalah petani karet (penghasil getah) dengan kualitas getah yang cukup memuaskan dari Desa Ini. Terdapat Sekolah Dasar SDN.155687 yaitu SD INPRES (Instruksi Presiden) yang dibangun pada masa Soeharto dan sebuah Sekolah Menengah Pertama SMP Satu Atap Masundung yang dibangun pada tahun 2012 (Tanah pembangunan SMP ini berupa hibah (cuma-cuma) dari keturunan Raja Sipahutar).
Desa ini berupa bukit dan memiliki udara yang sangat segar dan termasuk dingin karena berada jauh diatas permukaan laut. Desa ini dialiri sebuah sungai dikenal dengan AEK PORDA (aek =sungai, air dan Porda = Besar dan bersih) yang menjadi sumber PDAM atau PAM untuk desa Masundung dan beberapa daerah lain Seperti Kecamatan Pinang Sori, Kecamatan Lumut, Kecamatan Sibabangun dan beberapa daerah lain.
Aek Porda ini memiliki Air terjun (Sappuran) yang mampu ditempuh dengan berjalan kaki selama 15 menit dari Desa Masundung. Air terjun ini memiliki tinggi sekitar 30 meter dan lebar kekitar 10 meter dengan kedalaman lubuknya sekitar 30 meter. Menurut cerita yang ada, pada zaman dahulu air terjun ini merupakan tempat bertapa oleh penduduk (saat manusia belum mengenal agama dan Jesus Kristus) yang dapat dibuktikan adanya batu mirip tempat duduk tepat pada air terjun itu. dan cerita lain menyebutkan bahwa air tejun ini memiliki gua didalamnya da berpenghuni, tetapi sampai saat ini saya belum bisa membuktikan faktanya.
Air terjun ini telihat sangat cantik dan mempesona mata, dan tidak akan rugi ketika kita sampai dengan air yang sangat jernih dan segar membuat kita tidak dapat melupakannya. Anda jangan Khawatir tentang Mitos diatas, karena sampai saat ini, belum pernah ada orang yang mendapat kecelakaan satu hal-hal gaib di tempat ini. Jika anda ingin membuktikannya, anda dapat langsung datang sendiri dan saya pastikan anda tidak menyesal dengan keramahan penduduk yang tidak diragukan. Didesa ini, anda akan aman tanpa seorangpun mengganggu anda, tentunya jika anda bermaksud baik.
Oh ya, satu lagi, meskipun penghasilan terbesar penduduknya adalah karet, desa ini juga menghasilkan buah buahan yang sangat beragam. Durian merupakan penghasilan kedua terbesar desa ini, dan tidak diragukan lagi nikmatnya, ciri khas, rasa, warna, dan bau Durian dari desa ini telah ter ekspose dan telah di ekspor provinsi tetangga seperti Sumatera Selatan, Padang, Riau, Jambi, dan provinsi di pulau sumatera lainnya. selain itu, keberadaan kakao (pohon cokelat), markisa, petai, jengkol, habo, markisa, rambutan, tungir-tungir, manggis, langsat, salak dan masih banyak lagi buah lainnya yang tumbuh subur didesa ini.
Penghasilan perkebunan sampingan seperti pohon Gaharu (yang digunakan sebagai parfum dan dupa) juga tumbuh baik didesa ini. Kemenyan dan damar juga masih ditemukan, dan tumbuhan hutan lainnya yang tidak ditemukan d tempat lain. saya sendiri tidak tahu bahasa indonesianya, tapi sering disebut andalhir, reruk, hopong, randur, kapundung, adalah buah hutan yang sangat menggunggah rasa. dan jika musim buah kita dapat menikmati daging kalong ( sejenis Kelelawar yang besar ) yang sangat membantu kesehatan dengan rasa yang tidak diragukan dengan penambahan daun sanduduknya, uhm... sangat menggoda selera makan.
Masih banyak lagi cerita lainnya, yang mungkin akan saya ceritaka pada kesempatan lainnya. Silahkan berkunjung Ke Desa tercinta kami, Desa Masundung. jika anda mau, anda dapat berkujung pada musim buah dan buatlah diri anda nyaman denga kualitas alam yang sangat menggoda.
yuhu..... cap cus...
Getah (karet) hasil desa masundung |
getah ditimbang di kecamatan Pinang Sori |
Waoowwwww saya lahir dan tumbuh besar disana...sejak kecil saya banyak beriteraksi dengan lingkungan dan sesama warga dsana.terlebih dengan warga yq berbeda suku.saya bisa mengerti bahasa batak..
BalasHapusApalagi klw pas hari menjelang hari pekan(sabtu) saya sering membawa getah/karet dengan menggendong sangat memberi kesan yang mungkin sampai saya tua kelak akan saya ingat.seklipun saat ini saya sudah meninggalkan tmpat ini.tp keluarga besar tinggal dsana.
BalasHapusSaya pun lahir di Masundung pd tabun 1976
BalasHapusSaya Sefianus Zai Lahir di Masundung pd tahun 1976...
BalasHapusDesa masundung sangat indah dan sejuk
Wawaw
BalasHapusMantap☺☺☺
Satu kebanggaan bisa lahir dan tinggal disana
Saya juga kelahiran masundung😎